GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya, "Haha, dasar pengecut! Takut ya kamu minta bantuan segala?"
"Tidak!" Kemed ragu-ragu. "Kumaha, Bro? Perlu diwarah teu ieu jalma teh. Ari rek disikat ini ponakannya Ki Dirga? Bisa runyam nanti urusan kamu Kabayan seandainya si Kanta bicara macam-macam pada pamannya?"
"Wani teu sia teh! Tadi nangtang!" Kanta mendekat. "Lamun taluk sok dekuk hareupeun aing sarta ngenta dihampura!" desaknya.
Baca Juga: Perusahaan Berskala Internasional Keruk Sampah Muara Cisadane untuk Destinasi Wisata Terjun Payung
"Maksa siah!" Kemed membalikan tubuh dibarengi dengan pukulan tangannya menghantam hidung lawan.
"Aduuuuh!" Kanta berteriak berbarengan denga tubuhnya yang terjengkang kebelakang. Hidungnya mengeluarkan darah segar. "Awas siah!" lalu menggunakan langkah seribu, meninggalkan Kemed.
"Manjang, Bro! Urusan," gumam Ajum.
Baca Juga: Tas dan Baju Mewah Edhi Prabowo Disita KPK, Dibeli dari Uang Suap Kasus Benih Lobster
"Lah, sudah tidak perlu dipikirkan, Euy. Saya juga memaklumi tindakan kamu Kemed!" potong Kabayan, seakan-akan membela.
"Sekarang mah tanya tuh pedagang yang datang. Ada apa sebenarnya di Kampung Kerot, hingga banyak orang berdatangan? Termasuk para pedagang," tambah kabayan.. Berikut lanjutannya;
"Siap, Bray!" Kemed mendekati pedagang bajigur yang berjalan cepat memasuki gapura Kampung Kerot. "Mang, tunggu!"
Baca Juga: BASARNAS Terjunkan Sejumlah Tim SAR dan SAR Urban dari Pusat dan Daerah ke Lokasi Gempa Bumi Majene
"Siap, Jang! Mesen sabaraha gelas?" tanya tukang bajigur.
"Kabayan, Ajum, arek bajigur?" teriaknya.
"Naon ari kamu bukannya mau nanyain?"
"Sakalian pesen bajigur saya haus, aya kulub hui deuih baturna!"
Baca Juga: Awas Kecanduan Olahraga! Enggak Baik, Ini Efek yang Ditimbulkan dan Cara Mengatasinya
"Terserah kamulah!" teriak Kabayan.
"Mang, tilu cangkir!" tatap Kemed.
Tukang bajigur pun duduk dan melayani pesanan Kemed.
"Mang, sebenarnya di Kampung ini ada apa?" tanya Kemed, sambil menerima secangkir bajigur.
Baca Juga: Majene Sulbar Diguncang Gempa Bumi Besar, Presiden Jokowi Ucapkan Belasungkawa
"Ramai ya, Jang?" ujar tukang bajigur. "ujang memang tidak tahu ya?"
"Matak naroskeun nanya juga tidak tahu atuh, Mang?"
"Beu, nyaah teuing,Jang,"
"Naon maksud tukang bajigur teh nyiar-nyiar pikeuheuleun?" gumam Kemed.
Baca Juga: Politisi PSI Minta Polisi Tangkap Peramal Jokowi Lengser di Tahun 2021, 'Ini Provokasi dan Hasutan'
"Naon, Jang? Siga keuheul?"
"Saya nanya ka Mamang aya naon di dieu?"
"Bajigur, kulub, hui, kacang!" jangan sambil melotot atuh nanyanya, Jang. Mamang mah sok jantungeun,"
"Tuh, da Mamang ditanya teh malah ke mana-mana?"
Baca Juga: Alhamdulillah, Mang Oded Sembuh dari Covid-19, Tetap Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan 3M
"Kamana-mana kumaha ari Ujang? mamang mah ti tadi ge didieu?"
"Lain nanya dagangan! Nyaho dagangan mah saya juga!"
"Hooor, nannyakeun anaon atuh?"
"Itu banyak orang berdatangan ke Kampung Kerot?"
Baca Juga: Habib Rizieq Tutupi Positif Covid-19, Politisi PDI Perjuangan: Tak Bantu Pemerintah, Membahayakan
"Leuh, memang ujang baru lihat? Justru bagus jualan mamang jadi lebih cepat lakunya," ucapnya plos.
"Huhhh!" Kemed garuk-garuk kepala.
"Kunaon, Jang, marah? Ketomba jangan dimarahin atuh, kalau gatal ya keramas!"
"Diam dulu, Mang! Dengar dulu pertanyaan saya baik-baik jangan nyamber terus. Baru jawab!" geram Kemed. "Di Kampung Kerot ada apa? Kenapa banyak orang berdatangan?"
Baca Juga: Jalan Penghubung Dawuan-Kalijati Nyaris Putus Akibat Tebing Jembatan Feron Ambrol
"Oh, itu pertanyaannya? Mengapa tidak dari tadi ujang nanya begitu atuh?"
"Aya naon?"
"Adu bagong, Jang!"
"Sugan teh naon? Teu aneh atuh?"
Baca Juga: Habib Rizieq Jadi Tersangka Karena Tutupi Positif Covid-19, Begini Penjelasan Kuasa Hukum
"Ih, aneh, Jang! Biasanya juga hari ini mah istimewah, tidak seperti biasanya?"
"Maksud, Mamang?"
"Teu aya maksud nanaon mamang mah. Ukur ngajawab pananya, Ujang," Tukang Bajigur kerutkan kening.
Bersambung.....***