The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (44)

- 7 Desember 2020, 11:37 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Baiklah!" dalam hati merasa senang juga Abah pulang ke kampungnya. Dirinya bisa leluasa mengatur anak buahna dan menjalankan rencana berikutnya yang memang tidak perlu diketahui dan dicurigai Abah dan Ambu.

Sore itu juga Abah dan Ambu diantar pulang ke Kampung Dukuh. Sarkawi sendiri yang mengantarnya, selain itu tidak lupa memberikan bekal pada keduanya berupa lembaran uang dan perhiasan.

Sarkawi telah kembali ke rumahnya, lalu mengumpulkan seluruh anak buahnya. Mereka agar melakukan penjagaan dengan ketat.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (34)

Setelah seluruh anak buahnya menuju ke pos pekerjaan masing-masing lalu memanggil Bi Icih, untuk berbicara khusus empat mata. Berikut lanjutannya;

"Aden telah mendengar desas-desus warga yang sedang mengejar babi hutan?" Bi Icih mendahului Sarkawi.

"Tentu saja, Bi. Konon warga Kampung Cingur dikomandoi langsung Tua Kampung dan Mang Karman melakukan pencarian dan pengejaran. Namun hingga kini belum ketahuan bagaimana kabarnya?" ujar Sarkawi. "Namun yang tidak saya ketahui mengenai isu babi hutan di masyarakat?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (35)

"Tenang, Aden. Mengenai hal itu tidak perlu khawatir,"

"Maksud, Bibi?"

"Mereka hanya menduga bahwa babi hutan tersebut merupakan babi hutan yang pernah menyerang orang tua Aden tiga tahun yang lalu." terang Bi Icih.

"Begitukah, Bi?"

"Ya, Aden," senyum Bi Icih.

"Sukur kalau begitu," Sarkawi pun tersenyum.

"Bibi paham, Aden. Aden tidak perlu merasa khawatir yang berlebihan mengenai itu semua." tambahnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (36)

"Namun bibi yakin di leher babi itu masih tergantung kalung berlian dengan rantai emasnya?"

"Ya, itu punya, Aden, dari kamar perhiasan!"

"Biarlah kalau begitu," sejenak Sarkawi berdiri lalu mengerutkan dahinya. "Peganglah rahasiah ini! Jangan sampai ada yang tahu selain kita berdua," tambahnya.

"Tentu saja, Aden," Bi Icih mengangguk.Sarkawi mengatupkan mulutnya, keningnya semakin dikerutkan terkadang telunjuknya ditempel. Lengan yang sebelah digendongna di punggung, lalu mondar-mandir mengelilingi ruangan. Seakan-akan ada sesuatu yang sedang dipikirkan.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (37)

"Apa yang sedang Aden pikirkan?" Bi Icih memberanikan melontarkan pertanyaan.

"Nyi Iteung, Bi," jawabnya pendek.

"Maksud, Aden? Bukankah sudah jelas, Den?"

"Ya, kalau itu saya juga tahu, Bi. Bagaimana mendapatkan dia kembali?"

"Tidak ada jalan lain kecuali menangkap babi yang sedang berkeliaran tersebut. Kemudian.."

"Betul, Bi. Tapi?" kembali terdiam. "Ah, itu mungkin dipikirkan nanti. Sekarang bagaimana kita mendapatkan babi hutan itu hidup-hidup dan warga jangan sampai membunuhnya?" ujarnya kemudian.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (38)

"Jika begitu Aden harus mengutus orang yang bisa dipercaya melakukan pendekatan pada Tua Kampung, agar babi hutan tidak dibunuh jika tertangkap?"

"Benar," lalu Sarkawi duduk. Bangkit perlahan, mendekatkan mulutnya ke telingan Bi Icih.

Hanya gerak mulutnya saja yang terlihat bergerak-gerak seakan-akan membisikan sesuatu.

Bersambung.....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x