Tsamara Amany Diserang Gara-gara 'Pak Ganjar Tidak Pernah Salat', Netizen: Malu Ah Jauh-jauh Sekolah di AS

10 Februari 2021, 09:55 WIB
Tsamara Amany(kanan) tanggapi perihal ‘Pak Ganjar’ dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) dalam buku pelajaran// /Instagram/@tsamaradki/@ganjar_pranowo

GALAMEDIA - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany menjadi sasaran serangan warganet gara-gara komentarnya di Twitter.

Dalam cuitannya, Tsamara mengaku kagum dengan sikap Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Kekaguman itu terkait respons Ganjar atas polemik soal mata pelajaran agama Islam 'Pak Ganjar Tidak Pernah Salat.'

Baca Juga: Atiqah Hasiholan dan Ibnu Jamil Terlibat Prostitusi Online dalam 'Scandal'

"Salut dengan respons Pak @ganjarpranowo yang rileks. Fitnah & serangan semacam ini begitu murahan. Bisa-bisanya menggunakan buku pelajaran sebagai upaya menjatuhkan lawan politik," begitu tulis Tsamara di akun Twitter @TsamaraDKI, Selasa 9 Februari 2021.

Cuitan Tsamara tak lain untuk mengomentari beredarnya lembar soal ujian yang dimuat di buku terbitan Tiga Serangkai dengan penulis Ali Shodiqin.

Dalam lembar soal yang beredar, soal nomor 9 menjadi perdebatan publik. Sebab ada nama 'Pak Ganjar' dalam soal itu. Berikut isi soal tersebut:

"Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang… a. beruntung b. bangkrut c. beriman d. rugi"

Baca Juga: Dunia Hiburan Indonesia Berduka, Armand Maulana: Selamat Jalan Sahabatku, Kamu Akan Dikenang Terus

Tsamara yang langsung menyimpulkan jika 'Pak Ganjar' yang ada di soal itu sebagai Ganjar Pranowo pun langsung diserang warganet.

Mereka menyayangkan sikap Tsamara yang buru-buru menuding bahwa apa yang beredar itu merupakan fitnah terhadap Ganjar Pranowo.

"Kangen banget ama twit si mba, sekali twit malah kaya gini," tulis warganet.

Baca Juga: Pesawat Mata-mata Amerika Serikat Ditembak Jatuh Saat Melintasi Langit Uni Soviet, 10 Februari 1962

"goreng menggoreng sudah menjadi ternd sejak 9 th lalu....yg memulainya pihak situ...sekolah di amerika, tp mental nya mental kelurahan. padahal dulu pernah berharap, @TsamaraDKI ini bakal mnjd pemudai pelopor bangsa yg punya komitmen tegas thd kejujuran...," komentar netizen.

"ya Allah..baper bgt sik? nama Ganjar kan buanyak...untung kawan gw si Budi kgk baperan..bisa habis ituu percetakan klo kawan gw Budi baperan," sindir netizen.

"Mbak itu dicetak sudah bertahun-tahun yang lalu, sebelum nama pak ganjar , dikenal banyak orang, baru di up hari ini !! Situ mainya kurang jauh sih !!" komentar netizen.

"Sis Tamara yg terhormat, banyakin literasi ya, itu buku cetakan pertamanya tahun 2009 jadi sama sekali gak ada hubunganya sama pak Ganjar sbg Gub Jateng, malu ah jauh2 sekolah sampai di AS tapi sumbu pendek...Wajah sedikit senyum," kata warganet lainnya.

Baca Juga: Hingga 2045, Indonesia Diprediksi Tak Bisa Lepas dari Status Negara Berpendapatan Menengah ke Bawah

Sebelumnya, penerbit buku Tiga Serangkai telah merespons dan akan merevisi soal tersebut.

"Ini tentu akan kami revisi. Akan kita ganti dengan nama lain," kata General Manager Tiga Serangkai, Mas Admuawan, Selasa 9 Februari 2021.

Pihaknya pun mengaku didatangi oleh Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah. Mereka mengklarifikasi adanya kabar yang beredar itu.

Admuawan menjelaskan bahwa soal tersebut sebenarnya pertama kali ditulis pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 3 SD terbitan tahun 2009. Saat itu nama Ganjar tidak dikenal seperti sekarang.

Baca Juga: Gila! Korea Utara Danai Program Rudal Nuklir Rp 4,2 Triliun yang Dicuri Melalui Peretasan Dunia Maya

"Sebetulnya itu cetakan pertama kita tahun 2009. Waktu itu kan Pak Ganjar Pranowo belum menjadi public figure seperti sekarang. Jadi nama Ganjar ini tidak berkaitan dengan Gubernur Jawa Tengah," kata Admuawan.

Dia mengakui soal tersebut kemudian terus dicetak pada setiap cetakan hingga 2020. Hal itu disebabkan tidak adanya perubahan kurikulum yang signifikan.

"Karena tidak ada perubahan kurikulum yang signifikan pada pelajaran agama, kita tidak melakukan revisi. Jadi soal itu selalu terbit pada cetakan selanjutnya. Nah, yang diviralkan itu terbitan 2020," ujar dia.

Di sisi lain, Ganjar Pranowo mengaku sempat kaget. Namun menurutnya perlu ada klarifikasi lebih jauh terkait soal tersebut.

Baca Juga: SAFEnet Kecam Pelaporan yang Menyasar Aktivis Lingkungan

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar kepada sejumlah awak media di Semarang, Selasa 9 Februari 2021.

Dia juga menilai kemungkinan soal itu berupa kritikan bagi orang bernama Ganjar agar rajin ibadah.

"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kenceng, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjar-nya banyak," ujar Ganjar Pranowo.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler