Recoki Keppres Jokowi Soal Tagih Aset BLBI, Eks Jubir KPK Febri Diansyah Disebut Munafik

13 April 2021, 11:45 WIB
Recoki Keppres Jokowi Soal Tagih Aset BLBI, Eks Jubir KPK Febri Diansyah Disebut Munafik /Tangkapan layar Youtube Talk Show Tv One

GALAMEDIA - Eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah disentil oleh salah satu pengamat politik dan penggiat media sosial Ferdinand Hutahaean lantaran menyoal Keppres Presiden Joko Widodo soal tagih aset BLBI.

Ferdinand Hutahaean dalam unggahannya di Twitter menanggapi unggahan Febri Diansyah yang sbeelumnya menyebut bahwa ada potensi transasksional baru dibalik Keppres yang diteken Jokowi itu.

"Yang pasti Kepres tersebut jauh lbh berguna dan lbh berpotensi mengembalikan uang negara dibanding dgn yg dilakukan oleh @KPK_RI," ujar Ferdinand Hutahaean dikutip Galamedia Selasa, 13 April 2021.

Bahkan, Ferdinand menyebut bahwa tindakan Febri adalah munafik, lantaran mencurigai atau menduga ada orang lalukan transaksi tetapi diam saat APBD DKI dibegal.

"Menduga2 org lain lakukan transaksi tp kalian sendiri diam melihat APBD Jakarta dibegal Formula E, itu namanya munafik bung. Coba cuci muka dulu," tegasnya.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 13 April 2021: Dewa Ajak Nana Berlibur, Alya Semakin Panas!

Sebelumnya, Febri Diansyah menilai Perpres untuk menagih utang BLBI Rp108 triliun itu merupakan harapan sekaligus berisiko jadi titik transaksional baru.

"Kepres penagihan utang BLBI Rp108 Triliun bs jd harapan baru tp sekaligus berisiko jd titik transaksional baru," ujarnya dalam Twitter @febridiansyah Minggu, 11 April 2021.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa risiko tersebut harus di mitigasi mulai dari keterbukaan hingga pengawasan yang kuat.

"Risiko tntu hrs dimitigasi, mulai dg cara keterbukaan, diisi tim berintegritas dan pengawasan yg kuat. Sekali sj ada transaksional, kredibilitas Satgas akan runtuh," jelasnya.

Baca Juga: Ramai Diserbu Netizen, Boy William dan Lesti Kejora Sampaikan Permintaan Maaf Pada Siti Badriah

Febri menilai, jika dilihat dari komposisi yang termuat dalam Keppres tersebut logikanya Keppres tersebut serius. Namun sekaligus merupakan pertaruhan bagi pemerintah.

"Jk melihat pengarah dari 3 Menko, 2 Menteri, JA & Kapolri, logisnya, Kepres ini serius. Tp sekaligus ini pertaruhan bagi pemerintah apakah berhasil/gagal mengembalikan hak negara dari obligor BLBI tsb," tulisnya.

"Doa kt sbg masyarakat tntu agar uang itu kembali ke Rakyat. Tdk dikorupsi," tandas Febri.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler