Serupa Tapi Tak Sama dengan Soeharto, BEM San Pedro: Pembangunan Presiden Jokowi Itu Indonesia Sentris

3 Juli 2021, 18:53 WIB
Presiden Kedua RI Soeharto /

GALAMEDIA – Frengki Ottu mengungkapkan bahwa pernyataan yang telah disampaikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI (Universitas Indonesia) bertolak belakang dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas San Pedro (BEM San Pedro).

Mahasiswa yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden BEM San Pedro ini menuturkan jika poster yang dibuat BEM UI terkesan seperti menyinggung pribadi Presiden Jokowi.

Lantas, Frengki pun mengingatkan kepada semua mahasiswa Indonesia termasuk BEM UI dengan perannya sebagai agen kontrol sosial.

Maksudnya, mahasiswa hanya melontarkan kritik atas kebijakan pemerintah yang dirasa merugikan rakyat, bukan pribadi Presiden Jokowi.

Baca Juga: Polisi Minta Warga Jangan Dulu Bersepeda Selama Masa PPKM Darurat

“Mahasiswa itu berperan sebagai agen kontrol sosial. Kita memang punya kewajiban untuk mengkritisi pemerintah. Yang dikritik itu kebijakan pemerintah yang dinilai kontra rakyat, bukan pribadi Pak Presiden Jokowi,” ujar Frengki kepada wartawan, seperti dikutip Galamedia, Sabtu, 3 Juli 2021.

Di samping itu, Frengky juga tidak setuju apabila Presiden Jokowi disebut “The King of Lip Service”.

Menurutnya, Presiden Jokowi itu pantas disebut “Bapak Pembangunan Indonesia Sentris”.

“Berbeda dengan dulu, pembangunan Pak Presiden Jokowi itu telah Indonesia Sentris, bukan Jawa Sentris,” ungkap Frengky.

“Jadi, tidak pantas Pak Presiden Jokowi dijuluki ‘lip service’, buktinya beliau telah buktikan dengan pembangunan nyata di luar Pulau Jawa,” sambungnya.

Baca Juga: Megawati Ucapkan Selamat HUT ke Partai Komunis China, Rocky Gerung: Skandal Demokratis Mengelu-Elukan Otoriter

Tidak hanya sampai di situ, Frengky menuturkan jika Kartu Indonesia Pintar (KIP) di era kepemimpinan Presiden Jokowi memiliki imbas yang sangat positif bagi anak-anak miskin di NTT.

“KIP di era Pak Presiden Jokowi sangat bermanfaat buat kami anak miskin NTT,” pungkasnya.

Sebelumnya, pemerhati politik UIN Jakarta, Adi Prayitno menyebut Presiden Jokowi dan Presiden Soeharto sebagai Presiden yang sama-sama memprioritaskan infrastruktur.

Kendati demikian, menurut Adi, terdapat letak perbedaan antara Presiden Jokowi dan Presiden Soeharto.

“Di zaman orde baru, pembangunan itu lebih cenderung fokus ke Pulau Jawa alias Jawa Sentris. Sementara Pak Presiden Jokowi banyak membangun infrastruktur di Luar Pulau Jawa,” ucap Adi. ***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler