Hadapi Gelombang Covid-19, Anggota DPR RI Cemas Soal Ketersediaan Tenaga Kesehatan

- 25 Juni 2021, 17:17 WIB
Ilustrasi Nakes.
Ilustrasi Nakes. /Pixabay/sweetlouise

GALAMEDIA - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengusulkan ada langkah darurat untuk memastikan ketersediaan tenaga kesehatan (nakes) guna menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.

Menurut dia, langkah percepatan kelulusan bagi mahasiswa di bidang kesehatan seperti mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa keperawatan di Indonesia perlu dilakukan.

"Mereka yang sudah tingkat akhir dan tinggal menyelesaikan kewajiban akademis yang sifatnya administratif segera saja diluluskan. Mereka bisa segera ditugaskan untuk memperkuat ketersediaan tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia," kata Huda dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 25 Juni 2021.

Baca Juga: Tak Percaya Covid-19 Bisa Masuk ke Surga, Politisi PDIP Kritik Pemerintah: Memberikan Sanksi Tegas!

Menurut dia, gelombang susulan pandemi COVID-19 tidak bisa dianggap enteng misalnya gelombang kedua pandemi COVID-19 telah menyerang merata di sejumlah wilayah Indonesia.

Bahkan, menurut dia, beberapa hari terakhir ini terus tercipta rekor baru kasus positif COVID-19 yang mencapai 20 ribu kasus per hari pada Kamis (24 Juni).

"Bahkan gelombang kedua Covid-19 di Indonesia jika tidak ada kebijakan fundamental bisa mengancam sistem layanan kesehatan mengingat tingkat 'bed occupancy rate' (BOR) di rumah sakit rujukan hampir penuh. Selain itu tenaga kesehatan banyak yang mulai tumbang," ujarnya.

Baca Juga: Tinjau Tempat Isolasi di Garut, Ridwan Kamil Sebut Bisa Dilakukan Sistem Pola Hulu dan Hilir

Dia mendorong percepatan vaksinasi karena saat ini Indonesia sedang berkejaran dengan waktu untuk menciptakan kekebalan kelompok atau "herd immunity" dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Menurut dia, sebelum tercipta kekebalan kelompok maka Indonesia akan terus rawan menghadapi gelombang pandemi susulan.

"Jika melihat data, vaksinasi di Indonesia relatif lamban dibandingkan beberapa negara lain. Padahal stok vaksin kita relatif aman," katanya.

Dia sepakat dengan usulan Ketua Tim Pengendali Bencana COVID-19 DPR RI Muhaimin Iskandar yang mendorong pembukaan poliklinik desa sebagai sentra vaksinasi.

Baca Juga: Dana Bansos 2020 Kelebihan Rp1,4 Triliun, Mensos Risma Belum Kembalikan ke Kas Negara

Menurut dia, jika kekurangan tenaga vaksinator maka mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa keperawatan bisa didorong sebagai relawan.

Dia meyakini dengan kerja bersama tersebut, maka program vaksinasi akan bisa diselesaikan dalam waktu cepat.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x