Pada kesempatan yang sama, Bupati Suprawoto mengatakan pembangunan Graha Pusat Literasi ini merupakan upaya untuk memajukan pendidikan, SDM, minat baca, serta literasi dalam arti luas di Kabupaten Magetan.
Sebagai kabupaten yang memiliki APBD kecil dan tidak memiliki perguruan tinggi, Suprawoto mengungkapkan sulit untuk menghadirkan para ahli maupun guru besar di Magetan.
"Tetapi mimpi itu dapat menjadi kenyataan karena Perpusnas. Kita tidak mungkin mendatangkan ahli, tetapi karya-karya (buku) yang hebat itulah masyarakat dapat mengaksesnya di perpustakaan," terangnya.
Graha Pusat Literasi ini akan menjadi pusat literasi dalam arti yang luas, tidak hanya sekadar minat baca dan menulis. Gedung ini pun dapat digunakan oleh siapa saja, tidak terbatas oleh masyarakat Magetan.
Suprawoto menerangkan bahwa kemudahan mengakses perpustakaan diharapkan dapat menghasilkan karya-karya hebat. Terlebih, Perpusnas telah mendigitalisasi lebih dari 600.000 judul buku, serta tersedianya jurnal ilmiah. "Jadi kita bisa menulis, belajar dari berbagai pengetahuan di sini. Tidak ada alasan untuk tidak berkarya karena tidak ada akses," ucapnya.
Selain itu, Graha Pusat Literasi juga dapat dimanfaatkan sebagai wisata literasi bagi pelajar. Menurutnya, wisata tidak harus dimaknai dengan wisata alam. "Kami ingin mengubah itu, bahwa kita bisa berwisata tapi memberikan value added. Anak-anak ketika liburan sekolah bisa datang ke sini, lalu pulang dari sini, mereka dapat membuat cerpen, puisi ataupun geguritan," terangnya.
Baca Juga: Bencana Terjadi di Mana-mana, Mensos Risma Mengaku Kesulitan Mendapat Informasi
Kehadiran Graha Pusat Literasi diyakini dapat memberikan dampak bagi masyarakat Kabupaten Magetan dan menginspirasi daerah lainnya.
"Saya mengajak masyarakat dan pegiat literasi untuk manfaatkan tempat ini. Buat program yang bagus agar masyarakat datang bisa belajar, dan sharing ilmu. Atas nama masyarakat Magetan saya mengucapkan terima kasih untuk Perpusnas," tambahnya.