Serangan Tentara Rusia ke Ukraina Kian Keras, Pengamat Internasional: Bisa Jadi Mimpi Buruk Bagi Putin

- 2 Maret 2022, 23:11 WIB
Seorang prajurit Ukraina memegang senapan mesin di parit pada posisi di garis depan dekat desa Travneve di wilayah Donetsk, Ukraina 21 Februari 2022.
Seorang prajurit Ukraina memegang senapan mesin di parit pada posisi di garis depan dekat desa Travneve di wilayah Donetsk, Ukraina 21 Februari 2022. /REUTERS/Gleb Garanich

 

GALAMEDIA - Tentara Rusia terus menghajar Ukraina bahkan kian keras agar Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky menyerah.

Setidaknya hal itu diungkapkan pengamat Internasional Hasmi Bakhtiar melalui akun Twitter @hasmibakhtiar, 2 Maret 2022.

"Tapi melihat bantuan senjata masuk dengan begitu bebas di perbatasan dengan Polandia ditambah pasukan darat Putin payah, jalan ceritanya bisa jadi berbalik," ujarnya.

Menurutnya, Presiden Rusia Vladimir Putin berharap invasi Rusia ke Ukraina berjalan mulus seperti saat Amerika Serikat (AS) menyerbu wilayah Irak.

"Putin boleh saja bermimpi akan spt Amrik di Irak, cuma medan Ukraina yang luasnya dua kali lipat Irak ditambah perbatasan dengan Polandia yang menganga lebar sepanjang 500km lebih itu bisa bikin mimpi Putin jadi mimpi buruk," ujarnya.

Baca Juga: Mengurai Pemikiran Wamenkumham Tentang Penegakan Hukum di Masa Pandemi

Serangan ke Ukraina, Rusia menderita kerugian cukup besar. Kantor kepresidenan Rusia mengakui ekonominya menerima pukulan serius.

Sebab, sanksi dari berbagai negara semakin meningkat, menambah tekanan pada sistem keuangan Rusia yang sedang goyah.

Sedikitnya Apple, ExxonMobil, Ford, Boeing dan Airbus bergabung ke dalam daftar perusahaan yang menutup atau menghentikan sementara operasinya di Rusia.

Itu dilakukan sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Cabang bank terbesar Rusia di Eropa pun kolaps setelah kehabisan simpanan. Rubel pum kian melemah terhadap dolar AS.

"Ekonomi Rusia mengalami pukulan serius," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Rabu, 2 Maret 2022.

"Tapi ada batas keamanan tertentu, ada potensi, ada beberapa rencana, pekerjaan sedang berlangsung," sambungnya.

Baca Juga: Setelah Dapat Hujatan Dari Netizen, Susi Istri Steno Ricardo Akhirnya Buka Suara

Peskov menanggapi pertanyaan tentang pernyataan Presiden AS Joe Biden dalam pidato kenegaraannya bahwa ekonomi Rusia telah terguncang akibat sanksi Barat.

Sberbank, pemberi pinjaman terbesar Rusia, mengatakan bahwa pihaknya keluar dari Eropa dengan pengecualian Swiss, setelah regulator perbankan di Austria memaksa penutupan anak perusahaan Uni Eropa yang berbasis di Wina.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x