"Saya korban, keluarga kami telah diperlakukan secara tidak manusiawi oleh terdakwa. Bapak saya didorong Pak Hakim," tutur saksi Oci.
Kemudian, lanjut Victor, hakim dengan nada membentak dan suara tinggi, tampak emosi dan mengeluarkan kata-kata yang dinilainya kurang tepat.
"Tak usah kau menangis disini, air matamu itu takkan mengubah pendirianku. Saya disini Ketua Majelis Hakim, kau itu hanya saksi. Camkan itu," begitu Victor menirukan perkataan hakim.
"Anak saya pun langsung meminta maaf," tambahnya.
Menyaksikan pemandangan itu, Victor pun keberatan. Ia sangat menyesalkan sikap hakim terhadap seorang saksi dalam persidangan.
Ia mengaku heran dengan sikap Ketua Majelis Hakim. Menurut dia, sejak awal hakim Gede ini selalu mencecar saksi dengan pertanyaan yang terkesan menekan. Sedangkan dua hakim anggota tidak seperti itu.
"Saya sebagai orangtua Rut Orchidian (Oci) menyesalkan tidakan hakim Gede yang terkesan menekan saksi. Apalagi hakim mngeluarkan kata-kata kasar dan dengan nada tinggi terhadap anak saya. Terlebih lagi saksi itu seorang anak perempuan dan masih berusia muda," tutur Victor.
"Saya berharap hakim netral dalam perkara ini tidak berpihak. Antara kami dan terdakwa memang masih keluarga namun ini masalah hukum," ujarnya.
"Majelis hakim tidak melihat peristiwa perkara ini hanya dari sudut perusakan kusen dan pintunya yang menjadi korban. Tapi juga memahami dari psikologis keluarga kami juga korban akibat dari peristiwa ini," paparnya.