Bisa Jadi Kita Melakukannya, Ini Perbuatan yang Menggugurkan Amal Kebaikan

- 4 Agustus 2020, 05:05 WIB
Ilustrasi. (Pixabay)
Ilustrasi. (Pixabay) /



GALAMEDIA - Siapapun orangnya tentu berkeinginan amal baik yang diperbuat diterima Allah SWT. Sayangnya kadang kita tidak menyadari melakukan perbuatan yang bisa menggugurkan amak kebaikan tersebut.

Berikut perbuatan yang bisa menggugurkan Amal kebaikan kita.
 
- Berbuat syirik

Syirik dianggap sebagai suatu kezoliman yang besar dan perbuatan tersebut merupakan penghinaan terhadap Allah SWT. Mengapa? Karena perbuatan tersebut telah menyamakan Allah SWT dengan makhluk ciptaan-Nya.

Baca Juga: Kerugian Mencapai Rp 3,6 Miliar, Arisan Kurban Bodong Jerat Puluhan Korban

Allah SWT tidak akan mengampuni umat-Nya yang mati dalam keadaan belum bertaubat dari perbuatan syirik.

Hal itu sebagaimana Firman Allah SWT berikut :

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya “Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am ayat 88)

Baca Juga: Bom Mobil ISIS Serang Penjara di Afghanistan, Puluhan Tahanan Melarikan Diri

- Keluar dari Islam (Murtad)

Allah SWT telah menjanjikan suatu balasan bagi mereka yang berbuat murtad, sebagaimana firman-Nya dalam ayat Al-Qur’an berikut :

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya:

“Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah ayat 217)

Baca Juga: 40 Pegawainya Positif Covid-19, 25 Persen Pegawai Pemprov Jabar Tetap Bekerja di Gedung Sate

- Riya’

Riya’ adalah melakukan suatu amalan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Perbuatan tersebut telah digolongkan ke dalam jenis syirik kecil. Sebuah hadist qudsi telah meriwayatkan firman Allah SWT tentang betapa bencinya Dia terhadap perbuatan riya’ :

أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

Artinya:

“Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Selain Cocok untuk Penyuka Fotografi, Ini Spesifikasi Oppo Reno 4 yang Akan Dirilis Pekan Depan

- Mengungkit-ungkit amalan (sedekah) yang telah dilakukan serta menyakiti perasaan si penerima ketika sedang bersedekah

Sebagaimana Firman Allah SWT :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang seperti itu bagaikan batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah ayat 264)

Baca Juga: Di Bulan November Ini, Rusia Mulai Produksi Covid-19

- Melakukan amalan dengan niat duniawi semata

Perbuatan ini dilakukan karena ingin mendapatkan kenikmatan atau balasan yang bersifat duniawi semata, bukan karena mengharapkan ridho dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15)أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud ayat 15-16)

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berdampak Besar pada Pengusaha Makanan Rumahan di Kab. Bandung Barat


- Sibuk dengan aib orang lain

Terlalu sibuk mengurusi aib orang lain hingga lupa akan aib dirinya sendiri. Ini juga merupakan salah satu hal yang dapat menghapuskan amal ibadah orang tersebut.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah berkata:
“jauhilah olehmu buruk sangka karena buruk sangka itu perkataan paling dusta, janganlah kamu memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain…”


Baca Juga: Cacing Hati Ditemukan pada Puluhan Sapi dan Domba Kurban di Cimahi

Ampunan yang berasal dari Allah SWT adalah merupakan hal yang ghoib. Tak satu pun makhluk dapat mengetahuinya. Jadi ketika seseorang berkata atau bersumpah atas nama Allah SWT bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa saudaranya, maka itu dianggap sebagai ucapan tanpa ilmu, dan Allah SWT sangat membenci hal itu.

مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ

Artinya:

“Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (HR Muslim)

Baca Juga: Ditawar Rp 250 Miliar, Raffi Ahmad Sebut Kanal Rans Entertainment Bakal Dilepas Rp 1-2 Triliun

- Bersuka ria dengan terbunuhnya saudara sesama muslim

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Barangsiapa membunuh seorang mukmin dan berharap akan terbunuhnya maka Allah tidak akan menerima darinya penolakan (adzab) ataupun penebusan.”

- Bid’ah

Bid’ah merupakan suatu amalan yang tidak disyariatkan oleh ajaran agama islam. Jadi seseorang yang melakukan perbuatan ini, sudah pasti amalan tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Baca Juga: Jika Datang ke Bandung, 3 Pemain Asing Persib Tidak Perlu Lakukan Swab Test

Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

Artinya “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (HR. Muslim)

- Melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang ketika dalam keadaan sepi

Makna dari point ini adalah, seseorang yang selalu melakukan amalan kebajikan tatkala ia berada dihadapan orang lain, akan tetapi ketika ia sedang sendiri, maka ia melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Baca Juga: Gubernur Jabar Ridwan Kamil Siap Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.”

Baca Juga: Balas Surat Ucapan Selamat Ulang Tahun, Kate Middleton Diam-diam Rilis Foto Baru Pangeran Louis

-Membenci Al-Qur’an

Allah SWT telah berfirman :

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Artinya:

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad ayat 9)

Baca Juga: Bill Gates: Musim Panas, Kasus Corona Akan Menurun

- Mendatangi dukun dan paranormal

Dukun atau paranormal merupakan golongan pelayan setan. Jika seseorang yang mengunjungi mereka, maka Allah tidak akan menerima amal ibadah yang ia kerjakan.
Sebagaimana sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Barangsiapa mendatangi tukang ramal kemudian menanyakan tentang sesuatu, maka tidak diterima darinya shalat selama 40 hari.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Tidak Ingin Kecolongan Covid-19, Dari Mulai Bupati hingga Staf Pemkab Subang Jalani Swab Test

-Memelihara hewan peliharaan seperti anjing dengan tujuan selain untuk menjaga kebun dan ternak

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam yang artinya:

“Barangsiapa memelihara anjing, maka akan berkurang amalannya setiap hari sebear satu qiroth (dalam riwayat lain dua qiroth), kecuali anjing untuk menjaga kebun atau anjing penjaga ternak.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Sinopsis 'I Can Hear Your Voice', Drakor Baru yang Tayang di NET TV Mulai Hari Ini

- Durhaka terhadap orang tua

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah berkata:

“Tiga golongan yang Allah tidak akan terima dari mereka penolakan atau penebusan yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tua, pengungkit pemberian, dan pendusta takdir.”

- Mendustakan takdir

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pada point 14 di atas. Selain itu, dalam hadist yang lain Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam juga bersabda:

“Kalau seandainya Allah mengadzab penduduk langit dan bumi niscaya dia akan mengadzabnya sedang Dia tidak sedikit pun berbuat dzalim terhadap mereka, dan seandainya Dia merahmati mereka niscaya rahmat-Nya lebih baik dari amalan-amalan mereka. Seandainya seseorang menginfaqkan emas di jalan Allah sebesar Gunung Uhud, tidaklah Allah akan menerima infaq tersebut darimu sampai engkau beriman dengan takdir, dan ketahuilah bahwa apa yang (ditakdirkan) menimpamu tidak akan menyelisihimu, sedang apa yang (ditakdirkan) tidak menimpamu maka tida akan menimpamu, kalau seandainya engkau mati dalam keadaan mengimanai selalin ini (tidak beriman dengan takdir), niscaya engkau masuk neraka.”  (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)***

Sumber: dalamislam.com

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x