Presiden Joko Widodo Buka Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Ikatan Apoteker Indonesia

5 November 2020, 20:07 WIB
/

GALAMEDIA - Kemandirian dalam industri obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa di tengah pandemi Covid-19. Pandemi dengan segala dampak yang ditimbulkan memberi banyak pelajaran kepada kita.

Demikian antara lain, disampaikan Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), di Jakarta, Kamis 5 November 2020.

Pandemi, lanjut Presiden, telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi. Hal ini diharapkan dapat memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, hingga memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional.

Baca Juga: Ridwan Kamil : Pemuda Pancasila Harus Ikut Wujudkan Masyarakat Madani di Jawa Barat

“Kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri. Keragaman hayati harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat di bidang kesehatan. Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif,” sambut Presiden.

Kebangkitan industri farmasi diharapkan dapat memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri, dan meningkatkan kesejahteraan para petani serta UMKM.

"Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi, dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin," kata Presiden.

Baca Juga: KPK Akui Tengah Membidik Sejumlah Calon di Pilkada Serentak 2020

Tak kurang dari 5000 apoteker dari seluruh Indonesia mengikuti Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) 2020 yang diselenggarakan secara virtual pada 5 – 7 November 2020.

PIT Virtual IAI 2020 kali ini mengambil tema _“Achieving Health for All: Pharmacy optimising primary health care through digital technology.”

Bersamaan dengan PIT digelar pula rakernas pada 1 – 4 November 2020. Rakernas yang juga diselenggarakan secara virtual ini diikuti oleh Pengurus Daerah dari seluruh Indonesia. Penyeleggaraan PIT dan Rakernas IAI kali ini merupakan kerjasama PP IAI dan PD IAI Bali.

Baca Juga: Nick Kuipers Akhirnya Pulang Kampung, Bagaimana Bisnis Kulinernya? Yu Cari Jawabannya

“Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) setiap tahunnya dengan tema berfokus pada peningkatan kapasitas dan wawasan apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian,” kata Ketua Umum PP IAI, *apt, Drs Nurul Falah Eddy Pariang,* menjelang dilangsungkannya PIT dan Rakernas PP IAI di Jakarta.

Semula, PIT 2020 akan diselenggarakan di Bali tanggal 1-3 April 2020. Namun ditunda semenjak pandemi Covid-19 merebak. Selama masa pembatasan sosial berskala besar karena pandemi, IAI mengalihkan semua kegiatan CPD tatap muka langsung menjadi CPD daring (webinar).

“Saat ini, IAI telah menyelenggarakan 50 kali webinar/seminar online dan video on demand, yang dihadiri oleh lebih 10.000 peserta setiap kali penyelenggaraan. Keberhasilan ini mendasari IAI untuk melaksanakan PIT 2020 secara virtual,’’ ujar Nurul.

Baca Juga: Pemkab Sragen Sediakan Pembasmi Tikus untuk Cegah Korban Lebih Banyak Lagi  

Menurutnya, PIT merupakan sarana peningkatan kapasitas dan wawasan apoteker untuk menjalankan praktik kefarmasian secara bertanggung jawab dengan mengoptimalkan teknologi digital, utamanya di fasilitas pelayanan kesehatan primer. “PIT juga menjadi sarana aktualisasi gagasan, kemampuan dan pengalaman anggota IAI dari berbagai bidang kefarmasian,” kata Nurul.

Ketua Panitia PIT, apt Lilik Yusuf Indrajaya, S.Si, SE, MM, MBA, pada waktu yang sama mengatakan, tren global dan nasional menunjukkan, tantangan kesehatan masyarakat akan semakin kompleks.

“Usia harapan hidup masyarakat yang semakin panjang, pengelolaan penyakit kronis, serta kompleksitas pengobatan obat dan farmakoterapi, menjadi tantangan yang harus diatasi,” ujarnya.

Baca Juga: Exit Permit Dibatalkan, Habib Rizieq Bakal Nikahkan Najwa Shihab di Tanah Air

Deklarasi Astana menegaskan bahwa penguatan pelayanan kesehatan primer merupakan pendekatan paling inklusif, efektif, dan efisien untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, dan merupakan bentuk pemenuhan hak azasi manusia (WHO, 2018). Keberhasilan penguatan pelayanan kesehatan primer akan dicapai melalui penggunaan teknologi (WHO, 2018).

“Dengan dikukuhkannya Deklarasi Astana, peran apoteker dalam sistem kesehatan menguat. Apoteker memiliki peran kunci dalam pelayanan kesehatan primer – terutama untuk meningkatkan keselamatan pasien,” papar Lilik Yusuf yang juga Wakil Sekjen PP IAI.

Baca Juga: Andrea Menuntut Keadilan: Sudah Pisah dari Papa, Masa Harus Dipisahkan Lagi dengan Mama

Pemantauan hasil terapeutik dan pencegahan penyakit primer dapat menjadi peran apoteker untuk mendorong gaya hidup sehat, mencegah penyakit, dan berkontribusi pada hasil terapeutik yang lebih baik. “Dalam menjalankan peran tersebut, apoteker perlu memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya lagi.

Sementara Sekretaris Jenderal PP IAI, apt Nofendri Roestam, SSi mengatakan, dalam Rakernas kali ini, selain membahas program kerja juga membahas berbagai persoalan mengenai peraturan perundang-undangan yang tengah menjadi sorotan masyarakat saat ini.

Baca Juga: Kunjungi Industri Penyamakan Kulit Sukaregang, Sandi Ajak Keberpihakan Masyarakat Produk Indonesia

Beberapa hal yang akan dibahas antara lain RUU Kefarmasian, RUU Waspom dan UU Cipta Kerja. “Presentasi mengenai hal ini akan diberikan olah para pakar di bidangnya, serta anggota Komisi IX DPR RI, apt Emanueal Melkiades Laka Lena, SH. Persoalan lain yang akan dibahas adalah Potret Praktik Kefarmasian di Pelayanan Kefarmasian serta Peluang Pengembangan UMKM Kefarmasian bagi Apoteker,” terang Nofendri Roestam.*** Eddie Karsito

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler