Kementerian Sosial Gandeng YKIS Fokus Rehabilitasi ODHA

- 26 November 2020, 16:16 WIB
Ilustrasi HIV.
Ilustrasi HIV. /PEXELS/Anna Shvets

GALAMEDIA - Kementerian Sosial (Kemensos) RI terus fokus dalam upaya melakukan rehabilitasi terhadap Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).

Salah satu cara yang dilakukan yaitu berkolaborasi dengan Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS). Kolaborasi ditempuh agar rehabilitas berjalan tepat dan baik.

"Terutama rehabilitasi sosial ODHA. Ini butuh penguatan, butuh pengembangan, dan langkah-langkah yang progresif," jelas

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat, dalam webinar bersama YKIS, Rabu 25 November 2020.

Baca Juga: Sukses Gelar Webinar dan Workshop pada Digital Creative Millenials, Telkomsel Tutup dengan FFFEST

Harry menambahkan, Kemensos lebih fokus kepada rehabilitasi sosial sesuai dengan mandatori yang tercantum di UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Menurutnya, Kemensos sangat ingin membantu penyintas ODHA agar lebih bersemangat menjalani hidup. Satu di antara caranya, yaitu membuat sejumlah terapi yang positif. Terutama terapi pendekatan berbasis keluarga. 

"Pendekatan berbasis keluarga ini menjadi penting. Upaya ini sangat relevan dengan arah kebijakan dan program rehabilitasi sosial," jelasnya.

Harry menurutkan, terapi tersebut akan diterapkan dan dipusatkan di Balai Rehabilitasi Sosial milik Kemensos. Pihaknya akan berupaya membuat sistem sehingga orang yang berisiko ODHA bisa terdeteksi sejak awal sebelum berkembang lebih lanjut.

Baca Juga: Heboh Kandidat Pilkada Karawang Ngutang Makan Bakso Rp 2 Juta Lebih

Menyoal data ODHA, lanjut Harry, Kemensos RI mencatat sekira 398 ribu telah teridentifikasi. Ia menyebut ODHA ini layaknya fenomena gunung es.

Tangkapan layar Webinar Kemensos bersama Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS). (Dok. Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial)
Tangkapan layar Webinar Kemensos bersama Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS). (Dok. Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial)

"Penderita ODHA diperkirakan sekira 543 ribu lebih dan sudah teridentifikasi sekira 398 ribu. Ini merupakan fenomena gunung es. Bisa saja lebih dari yang diduga saat ini," ungkapnya.

Baca Juga: Luhut Jadi Menteri KKP Gantikan Edhy Prabowo, Ruhut Sitompul: Jangan Ngebacot dan Nyinyir

Dari total angka itu, lanjut Harry, penderita ODHA terbanyak ada di DKI Jakarta. Di Ibu Kota Indonesia ini, diperkirakan ada sebanyak 68 ribu orang pada data yang tercata hingga 3 Juni 2020.

Karena itu, Harry mengatakan, seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat saling berkolaborasi. 

"Berikutnya tentang tujuan pengendalian. Temukan, obati, dan pertahankan. Tujuan dari ini, penguatan kolaborasi dari beberapa pihak," tandasnya, seperti keterangan tertulis yang dikirim Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial.

Senada dengan Harry, Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Waskito Budi Utomo menyatakan, penyintas ODHA sebaiknya lebih diperhatikan. 

Baca Juga: Pastikan Keamanan Akun Anda, Begini Cara Aktivasi Fitur Rekognisi Wajah dan Sidik Jari ShopeePay

"Perlu adanya perhatian kepada mereka. Perlu mengenal mereka. Kita bisa melakukan kampanye sosial bersama-sama dan sosialisasi yang baik dan benar," jelasnya.

"Saya pikir dengan adanya kebersamaan kita saat ini, dapat memperkuat rasa percaya diri mereka dan aktivitas mereka (penyintas ODHA)," lanjutnya. 

Menanggapi hal tersebut, Badan Pengurus YKIS dan Praktisi Psikologi, Endang Mariani menyatakan, imunitas menjadi hal penting bagi penyintas dan bukan pengidap ODHA.

"Menjaga imunitas di dalam tubuh kita menjadi suatu yang sangat penting dan kunci dalam menghadapi pandemi ini," kata Endang.

"Bisa juga agar tidak keluar rumah karena untuk mencegah perpaparan. Semakin kekebalannya tinggi, risikonya itu menurun. Imunitas sangat penting," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x