Menurutnya, banyak cara yang bisa diambil jalan tengah dalam kondisi saat ini. Bisa dengan cara tetap buka dengan konsep hanya boleh dibungkus atau dibawa pulang tapi tidak dengan menutup pintu rezeki.
Baca Juga: Intip 5 Presiden Terkaya di Dunia, Kekayaan Jokowi Belum Ada Apa-apanya
"Mari kita senantiasa menjaga bulan suci Ramadhan dengan cara-cara yang arif dan bijaksana. Salah satunya, saling menghargai dan menghormati antar sesama," jelasnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Agama, Abdul Rochman.
Ia menilai kebijakan Pemerintah Kota Serang yang melarang restoran, rumah makan, warung nasi dan kafe berjualan pada siang hari terlalu berlebihan.
"Kebijakan ini tidak sesuai dengan prinsip moderasi dalam mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang dan cenderung berlebih-lebihan," ucap Abdul Rochman.
Lebih jauh, ia menyebut jika kebijakan tersebut membatasi akses sosial masyarakat dalam bekerja dan berusaha.
Apalagi kehadiran rumah makan dan sejenisnya dibutuhkan bagi mereka yang tak berkewajiban menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: Ibu Iriana Capres 2024, Rocky Gerung : Skenario Jokowi, Jika Gagal 3 Periode Maka Ajukan Istri
Abdul Rochman menegaskan bahwa kebijakan tersebut dinilai diskriminatif dan melanggar Hak Asasi Manusia terutama bagi orang atau umat yang tidak berkewajiban menjalankan puasa Ramadhan.