Sebagai Negara Penghasil Beras, Indonesia Jor-joran Impor Beras Thailand, Kenapa?

19 Maret 2024, 10:53 WIB
Negara penghasil beras terpaksa impor beras dari Thailand sebagai mitigasi awal akibat berbagai gangguan cuaca./Pexels/Dibakar Roy /

GALAMEDIANEWS – Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy mengatakan Indonesia akan mengimpor beras dari Thailand jika produksi dalam negeri kurang.

Hal ini dikatakannya untuk menanggulangi harga bahan beras yang tinggi, bukan karena faktor permintaan yang tinggi menjelang dan selama bulan Ramadhan saja, melainkan karena dampak El Nino yang menyebabkan waktu tanam padi petani menjadi mundur.

Baca Juga: Balenciaga Jual Gelang Berbentuk Lakban dengan Harga Lebih dari Rp 50 juta !

Bahkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pada bulan Januari – Februari 2024, Indonesia telah mengimpor beras sebesar 880.820 ton. Dengan angka nominal menembus USD 564,61 juta atau setara Rp 8,8 triliun.

Amalia menambahkan, jika dilihat dari sumber impor, negara pemasok beras paling tinggi ke Indonesia adalah Thailand, kemudian diikuti Pakistan dan Myanmar.

Mengapa Indonesia sebagai negara agraris penghasil beras harus mengimpor beras dari negara lain?

Menanggapi pernyataan ini, Sarwo Edhy mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya pasokan beras dalam negeri, akibat gangguan cuaca El Nino yang menyebabkan penurunan produksi pangan dan gagal panen.

Baca Juga: Resep Gorengan Risoles Ragout Ayam Super Garing dan Lembut, Ala Chef Devina Hermawan, Buat Takjil Buka Puasa

“Tentunya melalui rakornas dan ratas, dengan persetujuan Presiden dan Menteri,” ujarnya memberi penjelasan lanjutan.

“Tahun lalu impor beras sebanyak 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tetapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup berarti impor itu tidak jadi," lanjut Sarwo.

Bukan hanya langka, ketersediaan beras di pasar dalam negeri juga mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Keadaan ini menjadi akibat dari ongkos produksi yang naik, dengan harga pupuk yang tinggi ditambah lagi kekeringan panjang imbas dari gangguan cuaca El Nino, mengakibatkan pula pada mundurnya waktu panen.

“Karena kekeringan, air juga kurang, panennya itu berkurang, sehingga hasilnya berkurang, otomatis harga naik,” tambahnya.

Pernyataan Sarwo mengenai impor beras dari Thailand juga diungkapkan sebelumnya oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Baca Juga: Imbas Gangguan Cuaca El Nino Pada Sektor Pangan, Mentan Khawatir dan Berikan Usulan Solusi Antisipasi

Arief mengatakan, rencana impor beras ini merupakan langkah mitigasi awal dari berbagai ancaman dampak dari fenomena alam El Nino, seperti ancaman kekeringan atau banjir bahkan serbuan hama akibat dari gangguan cuaca yang sedang dialami saat ini.

Pemerintah akan menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton pada 2024. Salah satunya untuk mengantisipasi terganggunya produksi dalam negeri yang berpengaruh pada jumlah stok beras, tambahnya.

Disinggung terkait adanya potensi penimbunan beras karena harga sedang tinggi, Bapanas menegaskan tidak ada penimbunan stok beras atau bahan pokok lainnya dan diharapkan dalam waktu dekat harga beras bisa normal kembali.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler